A.
Pengertian Arti Definisi Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi
yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Empat
elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1. Adanya spesialisasi
kegiatan kerja
2. Adanya standardisasi
kegiatan kerja
3. Adanya koordinasi
kegiatan kerja
4. Besaran seluruh
organisasi.
Struktur
organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya.Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada anggotanya.
Pengaruh struktur organisasi terhadap
kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
kepuasan dan kinerja karyawan mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan.
Hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun posisi maupun
orang-orang yang menunjukkan kedudukan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi Kerangka kerja organisasi disebut sebagai
desain organisasi (organizational design). Bentuk spesifik dari kerangka kerja
organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational structure).
Faktor- faktor yang
mempengaruhi struktur organisasi
Banyak faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006), menyatakan ada 4 (empat)
faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:
o Strategi Organisasi
Strategi
organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu,
jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka
struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka,
jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada
perubahan struktur organisasi.
o Skala Organisasi
Organisasi
dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah
penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala
besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang
diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian
memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang,
organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah
ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi.
Organisasi
yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan
pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur
organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan
aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya
memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin
masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi
yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana
dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
o Teknologi
Faktor
teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan
penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
o Lingkungan
Lingkungan
yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis.
Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan
struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk
selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang
senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan
terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
B.
Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi
terbagi menjadi beberapa golongan. Diantaranya yaitu:
1. Organisasi -
organisasi yang terbentuk dalam lingkungan sekolah khususnya di SD,di antaranya
:
a. Koperasi sekolah
Koperasi
adalah usaha bersama yang di dirikan untuk kesejahteraan seluruh
meminjam,selain itu koperasi juga menyediakan kebutuhan kebutuhan pokok siswa.
b. Dokter kecil
Dokter
kecil adalah murid – murid kelas IV,V,VI SD yang terpilih menjadi penggerak,
pembimbing dan teladan bagi teman – temannya di sekolah.Dokter kecil juga
merupakan ujung tombak pelaksanaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
c. Pramuka
Pramuka
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana ,yang berartiramukp rakyat muda yang
berkarya.Kepramukaan mempunyai fungsi sebagai kegiatan menarik bagi anak atau
pemuda ,yakni kegiatan ini mengandung suatu kegiatan yang menyenangkan dan
mengandung nilai pendidikan.
d. Komite sekolah
Komite
sekolah merupakan badan yang mandiri berfungsi mewadai peran serta masyarakat
dalam rangka untuk meningkatkan mutu ,pemerataan,dan efisiensi pengelolaan
pendidikan di tiap – tiap satuan pendidikan atau sekolah.
e. Polisi kecil
Polisi
kecil merupakan program pembinaan keamanan dan ketertiban yang di arahkan bagi
murid – murid SD. Umumnya membantu polisi untuk mengatur lalu lintas di depan
jalan sekolah mereka.
2.Organisasi sosial
Merupakan organisasi yang mengatur
system hubuungan antar orang dan antar kelompok berdasarkan jenis kegiatan dan
pembagian fungsional untuk menyeleseikan kewajiban bersama di
masyarakat.Contoh,RT,dan RW.
3.Organisasi politik
Merupakan perkumpulan bersifat
politis,yang mempunyai pandangan politik,dan tujuan yang sama untuk masyarakat umum.Contoh,Partai
politik.
4.Organisasi
nonpemerintah
Merupakan organisasi persekutuan
antar lembaga internasional swasta yang ,mengabdikan diri di bidang agama ,ilmu
pengetahuan ,kebudayaan ,dan kemanusiaan.Contohnya,LSM (Lembaga Swadya
Masyarakat.
5.Organisasi antar
pemerintah
Merupakan organisasi yang
anggotanya terdiri dari perutusan pemerintah resmi,seperti PBB (Perserikatan
Bangsa-bangsa).
6.Organisasi massa
Merupakai organisasi yang anggotanya
terdiri dari warga masyarakat umum. Contohnya ,Dewan Koperasi Indonesia.
C.
Pengertian Konflik
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah
siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik
D.
Faktor penyebab konflik
*Perbedaan individu, yang meliputi
perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap
manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan
perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya.
*Perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang
sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
*Perbedaan kepentingan antara individu
atau kelompok.
Manusia
memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok
memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal
yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
*Perubahan-perubahan nilai yang cepat
dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial.
Contoh konflik yang
terjadi antar individu dan kelompok
Sebagai
contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh
masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari
kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani
menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk
membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan
kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan.
Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga
harus dilestarikan.
Di
sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat.
Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau
antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan
pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para
buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan
pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta
volume usaha mereka.
E.
Penyelesain konflik
Penyeselaian
dari konflik antar individu dan kelompok adalah dengan cara timbulkan dalam
diri masing rasa saling menghormati, menghargai dan rasa toleransi yang
bisa menghindarkan kita dari
permasalahan yang menyebabkan terjadinya suatu konflik. Tetapi bagai mana jika
suatu konflik itu terjadi antara kelompok dan kelompok? Untuk menyelesaikan nya
kita perlu tahu dan pahan akan permasalahan yang sedang dipermasalahkan, dan
kita harus punya strategi untuk menyiasati sebuah konflik.Strategi Dalam
Menyiasati Konflik adalah :
a)Menghindar
Menghindari
konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu
penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat
didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak
mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan
diskusi”
b)Mengakomodasi
Memberi
kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya
apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya
kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain
dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
c)Kompetisi
Gunakan
metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi
bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
d)Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing
memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan
semua pihak.
e)Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan
sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang
sama.
F.
Pengertian Motivasi
Motivasi
adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas,
arah, dan ketekunan.
Berdasarkan
teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun
teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah
perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki
motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat
untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang
sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat
yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan
"saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini
bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat
belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan
istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah
alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.
Dalam
hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa
giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi
kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan
ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
G.
Teori-Teori Motivasi
Secara
garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori
motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan
pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat
(reinforcement theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa
kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya
tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama
dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.
Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa
untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya:
1.Durasi kegiatan
2.Frekuensi kegiatan
3.Persistensi pada kegiatan
4.Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
mengahadapi rintangan dan kesulitan;
5.Devosi dan pengorbanan untuk mencapai
tujuan
6.Tingkat aspirasi yang hendak dicapai
dengan kegiatan yang dilakukan
7.Tingkat kualifikasi prestasi atau produk
(out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan
8.Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Untuk memahami tentang
motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain
:
· Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan
sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan
dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak
terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya,
jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku
yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan
fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami
perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow
(Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah
sebagai berikut :
1.Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk
makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling
dasar
2.Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan
perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup
3.Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial),
yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan
kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4.Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan
untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5.Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri,
yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu
· Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja
seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya.
Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara
obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai
referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan
(Robbins, 2007).
· Teori X dan Y
Douglas McGregor
mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya
negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y
(Robbins, 2007).
McGregor menyimpulkan
bahwa pandangan manajer mengenai sifat
manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka
cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi
tersebut.
· Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan
oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan
pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias
sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).
Herzberg memandang
bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa
ketidakpuasan kerja berasal dari
ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik
(konteks pekerjaan) meliputi :
1.Upah
2.Kondisi kerja
3.Keamanan kerja
4.Status
5.Prosedur perusahaan
6.Mutu penyeliaan
7.Mutu hubungan interpersonal antar sesama
rekan kerja, atasan, dan bawahan
Keberadaan
kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka.
Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena
mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”,
kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik
meliputi :
1.Pencapaian prestasi
2.Pengakuan
3.Tanggung Jawab
4.Kemajuan
5.Pekerjaan itu sendiri
6.Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya
kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi
jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja
yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas
atau motivator.
· Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan
McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini
berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a.Kebutuhan pencapaian (need for achievement)
: Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan
berusaha keras untuk berhasil.
b.Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) :
kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka
tidak akan berperilaku sebaliknya.
c.Kebutuhan hubungan (need for affiliation) :
Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam
teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . Menurut
model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal
adalah :
a.Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b.Harga diri
c.Harapan pribadi
d.Kebutuhaan
e.Keinginan
f.Kepuasan kerja
g.Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor
eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
a.Jenis dan sifat pekerjaan
b.Kelompok kerja dimana seseorang bergabung
c.Organisasi tempat bekerja
d.Situasi lingkungan pada umumnya
e.Sistem imbalan yang berlaku dan cara
penerapannya.
H.
Proses Mempengaruhi
Dalam
perusahaan tentu adanya proses peran dari masing – masing pegawai dalam suatu
perusahaan.Proses peranpun itu meliputi cara kerjanya perusahaan untuk mencari
harapan yang terbaik.Dimana perusahaan bisa untuk berkembang dengan baik tanpa
adanya hal untuk saling mempengaruhi.Peran itupun akan saling menunjang
kemajuan perusahaan.Karena dengan adanya peran untuk saling mempengaruhi maka
perusahaan akan saling terdapat komunikasi yang baik didalam menjalin etika
yang formal.
Dari
sini akan tampak bahwa setiap perusahaan akan bisa mempengaruhi setiap
pegawainya unutk melakukan hal yang terbaik.Berikut akan dijelaskan bagaimana
peran proses mempengaruhi dalam suatu perusahaan.Proses mempengaruhi adalah
suatu kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau
kelompok.sedangkan elemen – elemen nya adalah :
a.orang yang
mempengaruhi (0)
b.metode mempengaruhi
(→)
c.orang yang
dipengaruhi (p)
Jadi proses
mempengaruhi : 0 → p
Jadi didalam data di
atas tedapat timbal balik dalam suatu pengaruh untuk mempengaruhi
seseorang.sedangkan metode untuk mempengaruhi adalah di antaranya :
a.Kekuatan fisik
b.Penggunaan sanksi
(positif/negatif)
c.Keahlian
d.Kharisma (daya
tarik)
Daerah pengaruh
mencakup hubungan-hubungan :
a.Antara perseorangan
b.Kelompok dengan
seseorang
c.Seseorang dengan
kelompok
Hubungan antara
Kekuasaan dan Pengaruh
a. Analisis
French-Raven
b. Analisis Etzioni
c. Analisis Nisbel
Dari
data diatas bahwa dapat disimpulkan uatu perusahaan yang seharusnya adalah
dimana perusahaan itu bisa mempengaruhi para pegawainya untuk mejadikan
motivasi yang kuat guna menjadikan perusahaan yang besar.Dimana pengaruh nya
perusahaan bisa sebagai insporator bagi para pegawainya.Selain itu pula harus
terdapat kekuatan fisik untuk bisa mempengaruhi seseorang dan keahlian yang
tepat guna tercapainya suatu tujuan.Terdapat pula bahwa mempengaruhi dalam
perusahaan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam caranya mulai dari antara
perorangan,kelompok dengan seseorang,seseorang dengan kelompok.dan lain
sebagainya.
Jadi
betapa penting jika suatu perusahaan bisa mempengaruhi para pegawainya untuk
bisa berkerja seoptimal mungkin.Sehingga perusahaan pun akan demikian pesatnya
mengalami kemajuan guna adanya sifat saling mempengaruhi.
I.
Proses pengambilan keputusan
Proses
pengambilan keputusan dalam organisasi
ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan
bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga
keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam
pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam
pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah Kewenangan Tanpa
Diskusi (Authority Rule Without Discussion), Pendapat Ahli (Expert Opinion),
Kewenangan Setelah Diskusi (Authority Rule After Discussion), Dan Kesepakatan
(Consensus).
- Kewenangan Tanpa Diskusi
Biasanya
metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai
beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam
pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai
keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan
atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini
sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota
organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa
melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
- Pendapat Ahli
Kemampuan
setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan,
tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi
terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk
diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya
tersebut juga sangat membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
- Kewenangan Setelah Diskusi
Metode
ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada
lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang
pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini
lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat
kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi
pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan
yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk
dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
- Kesepakatan
Dalam
Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses
pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara
transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota
setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan
menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam
keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi
dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat
metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya
tidak dapat dikatakan metode satu
terbaik yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif
jika metode yang mana yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi
yang sesuai.
Proses
mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan komunikasi adalah proses-proses
manejerial karena secara nnyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses
ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada
manajer individual dalam pengaruhnya apada pencapaian tujuan–tujuan organisasi.
Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem
organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap
perilaku organisasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar