Selasa, 19 Juli 2016

Pembahasan

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Analisa Masalah

Tahap ini adalah menganalisis kebutuhan apa saja yang di perlukan dalam pembuatan aplikasi ini baik kebutuhan fungsional maupun non fungsional serta kebutuhan perangkat. Pada proses pembuatan aplikasi ini membutuhan perangkat lunak dan perangkat keras sebagai media dan alat untuk membuat program yang dimulai dari rancangan aplikasi hingga menjadi aplikasi Augmented Reality berbasis android dalam memvisualisasikan proses terjadinya metamorfosis sempurna pada katak dan metamorfosis tidak sempurna pada capung.

4.2  Struktur Navigasi

        Struktur navigasi yang digunakan pada aplikasi Augmented Reality metamorfosis ini adalah struktur navigasi campuran. Struktur navigasi campuran yaitu penggabungan antara struktur navigasi hirarki dan linier.  Pada bagian Mulai, Tentang, Keluar, Sempurna, dan Tidak Sempurna menggambarkan struktur navigasi

4.3  Rancangan Tampilan Program
4.3.1        Perancangan Halaman Awal

Perancangan halaman aplikasi meliputi tampilan aplikasi dari awal sampai akhir. Perancangan antarmuka Augmented Reality metamorfosis meliputi perancangan halaman splash screen, menu utama, menu jenis metamorfosis, halaman tampilan Augmented Reality dan tampilan tentang.
akan masuk ke halaman  Form Utama. Sedangkan untuk cancel akan keluar dari aplikasi.



BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Penulis menarik kesimpulan Pembuatan Augmented Realty  untuk Pengenalan Metamorfosis Sempurna pada Katak dan Metamorfosis Tidak Sempurna pada Capung ini berhasil dibuat untuk membantu memberkna kemudahan bagi pengguna yang ingin mengetahui bagaimanan proes metamorphosis yang terjadi oada katak dan capung.

5.2 Saran

Aplikasi Augmented Reality untuk pengenalan metmorfosis sempurna pada katak dan metamorfosis tidak sempurna pada capung ini masih sangat sederana dan masih memiliki kekurangan, penuis mengarapkan saran untuk penyempurnaan program aplikasi da nisi dari alikasi berbasis android ini, seperti penyempurnaan objek 3D dan informasi yag dimuat agar lebih baik dan rinci lagi, serta perbaikan pada animasi agar lebih baik lagi. Untuk tampilan desain, perlu dibuat lebih menarik lagi agar tidak menimbulkan kesan membosankan seperti pada pemilihan warna.

Minggu, 05 Juni 2016

TUGAS MEMBUAT PROPOSAL

PROPOSAL  PENULISAN ILMIAH
METAMORFOSIS SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA BERBASIS AUGMENTED REALITY




Di Ajukan Oleh :

Nasroh Faoziah
3KA01
 16113341

Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia 2

Doses Pembimbing : Bapak Sangsang

PROGRAM SARJANA SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur terucap kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan karuniah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan penulis menyusun proposal ini adalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Bahasa Indonesia 2.
Tersusunnya proposal ini tidak hanya hasil dari pekerjaan penulis semata namun bantuan serta masukan dari berbagai pihak juga menjadi hal penting dalam hal ini. Untuk itu penulis berterima kasih kepada Bapak Sangsang Sangabakti selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia 2, serta semua teman-teman yang senantiasa memberikan masukan demi tersusunnya proposal ini.
Penulis menyadari kekurangan dan ketidaksempurnaan dari proposal ini dikarenakan keterbatasan penulis maka dari itu saran dan masukan yang membangun merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh penulis demi menyempurnakan proposal ini.



Depok, 31 Mei 2016


Penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Augmented REality
2.2 Metamorfosis

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
3.1 Struktur Navigasi
3.2 Perencanaan Aplikasi
3.3 Analisis Kebutuhan
3.4 Rancangan Halaman
3.5 Pembuatan Objek Metamorfosis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
        AR (augmented reality), adalah teknologi yang menggabungkan benda maya 2D (dua dimensi) dan ataupun 3D (tiga dimensi) ke dalam sebuah lingkungan nyata 3D lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah untuk menambahkan atau melengkapi kenyataan. Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat realitas tertambah sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata.
   Sehubungan dengan penerapan augmented reality, teknologi ini sudah diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Biasanya siswa kelas 3 SD sampai kelas 4 SD yang baru mempelajari ilmu pengetahuan alam akan tertarik dengan hal hal baru yang mereka lihat. Seperti pada contohnya pengenalan metamorfosis pada pelajaran ilmu pengetahuan alam. Metamorfosis adalah suatu perubahan individu makhluk hidup dari telur sampai menjadi dewasa yang sempurna dengan mengalami perubahan bentuk morfologi, anatomi, bahkan fisiologis. Agar mereka lebih tertarik untuk mempelajari hal tersebut, maka dibuatlah augmented reality sebagai penambah sarana interaksi pembelajaran. Dalam hal ini, teknologi augmented reality dipandang mempunyai kesempatan besar untuk membantu memvisualisasikannya.

1.2 Batasan Masalah
        Dalam penulisan ilmiah ini penulis membatasi masalah pada pembuatan augmented reality untuk memvisualisasikan metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Contoh metamorfosis sempurna yang akan divisualisasikan adalah kupu-kupu, sedangkan contoh metamorphosis tidak sempurna adalah capung. Aplikasi yang dirancang oleh penulis merupakan edukasi metamorfosis berbasis Android untuk siswa kelas tiga dan kelas empat Sekolah Dasar

1.3 Rumusan Masalah
           Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
                  1.    Bagaimana proses pembuatan hingga menjadi sebuah aplikasi Augmented Reality?

                  2.    Bagaimana cara kerja aplikasi Augmented Reality ini?

1.4. Tujuan Penelitian

Aplikasi AR ini dapat digunakan sebagai media yang lebih interaktif dan merupakan media belajar yang efektif dan simple. Dapat diakses oleh banyak pengguna dan bagi para siswa tidak hanya diakses di sekolah.  

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1       Metamorfosis
  Metamorfosis merupakan suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Metamorfosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara, sekitar, setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorphosis merupakan perubahan bentuk selama perkembangan post-embrionik. Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah katak, kupu-kupu dan serangga . (Damayanti, 2006).
2.1.1  Metamorfosis Sempurna

   Metamorfosis sempurna pada katak adalah metamorfosis yang perkembangan individu mahluk hidup melalui tahap telur–berudukatak muda katak dewasa. Telur yang menetas menjadi berudu dan berudu akan menjadi katak muda kemudian berubah menjadi katak dewasa.                                                    
2.2.2  Metamorfosis Tidak Sempurna
    Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi imago (dewasa).
  Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan mengalami molting (pergantian kulit), setiap kali setelah molting mahluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa. Contoh metamorfosis tidak sempurna: 
capung, belalang, dll. 

BAB III
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan aplikasi Augmented Realiy(AR) metamorfosis sempurna pada katak dan metamorfosis tidak sempurna pada capung. Objek yang akan ditampilkan pada aplikasi ini adalah 4 buah objek 3D metamorfosis katak yang terdiri dari telur, kecebong, katak muda, katak dewasa dan 2 buah objek 3D metamorfosis capung yang terdiri dari telur dan capung.
 Dalam proses perancangan aplikasi ini terdiri dari beberapa tahap yaitu, struktur navigasi, perecanaan aplikasi, analisis kebutuhan, perancangan halaman, pembuatan objek, pembuatan aplikasi, implementasi aplikasi.

3.1       Struktur Navigasi
Struktur navigasi yang digunakan pada aplikasi Augmented Reality metamorfosis ini adalah struktur navigasi campuran. Struktur navigasi campuran yaitu penggabungan antara struktur navigasi hirarki dan linier.  Pada bagian Mulai, Tentang, Keluar, Sempurna, dan Tidak Sempurna menggambarkan struktur navigasi hirarki. Sedangkan pada bagian SplashScreen, Menu Utama, Mulai dan Menu metamorfosis menggambarkan struktur navigasi linier. Tentang berisikan definisi metamorfosis, Keluar digunakan untuk keluar dari aplikasi, Mulai berisikan menu jenis-jenis metamorfosis yang dapat dipilih, jenis-jenis metamorfosis tersebut adalah metamorfosis sempurna pada katak dan metamorfosis tidak sempurna pada capung.
3.2       Perencanaan Aplikasi
Pada pokok bahasan ini, direncanakan untuk membuat aplikasi Augmented Realiy(AR) Metamorfosis Sempurna pada Katak dan Metamorfosis Tidak Sempurna pada Capung yang menampilkan berupa langkah-langkah terjadinya proses metamorfosis, informasi dari langkah-langkah terjadinya proses metamorfosis.
Bagian-bagian tersebut ditampilkan dalam bentuk menu pilihan untuk memudahkan pengguna aplikasi mengakses informasi dari aplikasi ini. Hal yang dilakukan pertama kali adalah pengumpulan informasi dari beberapa sumber informasi yaitu,  tulisan, buku dan internet yang berhubungan dengan aplikasi yang akan dibuat. Kemudian memilih perangkat lunak yang akan digunakan dan yang behubungan dengan aplikasi yang akan dibuat.  
3.3       Analisis Kebutuhan
3.4       Rancangan Halaman
3.5       Pembuatan Objek Metamorfosis Katak

Biografi Singkat Ir. Soekarno

Soekarno atau biasa di panggil Bung Karno, lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur dan meninggal Dunia di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, Beliau mempunyai 3 orang istri (walaupun sebenarnya istrinya lebih dari itu)  dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Ibu Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika. 


Masa kecil Soekarno hidup bersama orang tuanya di Blitar. SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, ngekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Setelah lulus HBS tahun 1920, Beliau pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB) dan berhasil meraih gelar "Ir" pada tanggal 25 Mei 1926. 


Beliau kemudian mendirikan ajaran Marhaenisme dan  PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibat hal itu, Belanda, memasukkan Pak Sukarno ke penjara Sukamiskin, Bandung pada tanggal 29 Desember 1929. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaan itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu. 

sumber

https://id.crowdvoice.com/posts/biografi-singkat-bung-karno-versi-wikipedia-24VN

Wawancara

Wawancara adalah percakapan Tanya jawab yang dilakukan oleh duaorang atau lebih tentang suatu tema. Dalam wawancara, seorang menjadi penanya dan seorang lain menjadi narasumber. Penanya bertugas mencari dan menanyakan informasi tentang sesuatu dari tema yang dibicarakan. Narasumber adalah orang yang diwawancarai atau yang memeberikan informasi. Narasumber biasanya seorang yang professional, ahli, tokoh, atau orang yang benar-benar memahami seluk beluk tentang tema yang dibicarakan.
Untuk dapat menuliskan hal-hal penting dari wawancara yang didengar, ada dua hal yang perlu diperhatikan:
  1. Pertanyaan yang diajukan oleh penanya
  2. Jawaban narasumber menegnai pertanyaan tersebut.
Berdasarkan jawaban narasumber tersebut, akan diperoleh hal-hal penting. Penanya dapat mencatatnya dengan kalimat yang yang singkat. Langkah-langkah dalam menuliskan hal yang dikemukakan narasumberdalam wawancara:
  1. Persiapkan alat tulis, buku catatan, atau alat perekam
  2. Simaklah dengan saksama pernyataan-pernyataan yang dikemukakan narasumber
  3. Catat pernyataan-pernyataan yang diperlukan
  4. Tanyakan kembali kepada narasumber hal-hal yang tidak atau kurang dipahami.
sumber:
Dahlia, Riyanti Taqi, dan Harsono. Bahan Ajar Media Intensif Penunjang Cita-Cita Siswa Kreatif. Usaha Makmur Solo.

Poposal


Proposal adalah usulan rencana kegiatan. Kata proposal berasal dari bahasa Inggris to propose yang artinya mengajukan. Dengan demikian pengertian proposal memiliki arti sederhana sebagai suatu bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik berupa ide, gagasan, pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan ijin, persetujuan, dana, dan lain sebagainya (Hariwijaya, 2005:12-13). Sebagai bentuk pengajuan, proposal bernilai penting dan strategis karena merupakan awal yang menentukan keberhasilan suatu rencana program (usaha atau kegiatan). Karenanya, banyak orang atau lembaga menjadikan proposal sebagai “senjata ampuh” untuk menunjukkan apa saja ide, rencana kegiatan (usaha), dan program yang ditawarkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Proposal memiliki fungsi yang sangat penting bagi perseorangan atau lembaga yang akan melakukan usaha, program, atau kegiatan. Fungsi dari proposal adalah sebagai berikut:
• Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
• Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
• Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
• Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
• Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.
Ada banyak jenis proposal yang berkaitan dengan aktifitas manusia dikehidupan ini. Secara umum, berikut ini beberapa jenis proposal yang biasa dibuat dan diajukan banyak orang:
• Proposal bisnis, contohnya proposal pendirian usaha.
• Proposal proyek, contohnya proposal pengajuan dana kepada lembaga donor.
• Proposal penelitian, contohnya proposal skripsi, tesis, dan disertasi.
• Proposal kegiatan, contohnya proposal kegiatan seminar, pelatihan, dan lomba.

Merefleksi Isi Puisi

Merefleksi isi puisi yang dibacakan merupakan suatu kegiatan dalam menggambarkan atau mencerminkan isi sebuah puisi. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk dapat merefleksikan isi sebuah puisi adalah sebagai berikut.
  1. Memahami Isi Puisi
Salah satu cara untuk dapat memahami isi puisi adalah dengan membacanya berulang-ulang. Dengan demikian, isi sebuah puisi dapat kamu imajinasikan dengan kuat.
  1. Menemukan Suasana Puisi
Apabila imajinasi atau penghayatanmu terhadap isi puisi tersebut sudah kuat, maka kamu akan apat menemukan suasana yang digambarkan melalui puisi tersebut.
  1. Merefleksikan Isi Puisi Melalui Gestur dan Mimik
Beberapa hal yang dapat merefleksikan isi sebuah puisi adalah gestur dan mimik. Gestur lebih berkaitan pada gerakan tubuh, sedangkan mimik lebih berkaitan pada ekspresi wajah.
Sumber:
Muslim, M.Umar dan Kushartanti. 2011. Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Dian Rakyat

Sinopsis Novel Laskar Pelangi

Detail Novel
Judul                                  : Laskar Pelangi
Penulis                               : Andrea Hirata
Penerbit                             : Bentang
Kota Tempat Terbit         : Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit                     : Cetakan III, Juli 2007
Tebal halaman                   : 533 halaman termasuk juga tentang penulis

Sinopsis Novel Laskar Pelangi ini takan bernilai manfaat apa-apa, kecuali kawan-kawan mau belajar untuk mandiri dan bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita.

Coba mulailah mencari peluang beasiswa kuliah di luar negeri dan belajar tentang hal-hal baru seperti nanotechnology.

Laskar Pelangi adalah sosok teladan, selama kita juga mau peduli dengan keadaan sekitar. Seperti pelangi yang hadir selepas hujan. Mulailah dari sekarang!!

Sinopsis Novel Winter In Tokyo



Judul : Winter In Tokyo
Pengarang : Ilana Tan 
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2011 (Cetakan keenam belas)
Jumlah Halaman : 313

Ishida Keiko adalah gadis manis blasteran Jepang-Indonesia dan pekerjaannya sehari-hari adalah sebagai pegawai perpustakaan umum di Shinjuku. Keiko tinggal di apartemen sederhana dua tingkat yang terletak di pinggir kota Tokyo dan setiap lantainya memilki dua apatemen yang saling berhadapan. Keiko sendiri menempati apartemen dengan nomor 202 dilantai dua. Di lantai dua tidak ada penghuni lain selain Keiko, sudah lima tahun penghuni apartemen di seberang apartemen Keiko pindah ke Kota Paris. Sampai suatu hari ada penyewa baru yang menempati apartemen dengan nomor 201, yang tepat berseberangan dengan apartemen Keiko. Dia adalah pemuda bernama Nishimura Kazuto. Kazuto adalah pria keturunan Jepang yang sudah lama tinggal di New York, ia juga merupakan seorang fotografer terkenal di New York. Alasan kepulangannya ke Jepang untuk mengobati sakit hatinya karena wanita yang dia cintai dari kecil lebih memilih menikah dengan sahabat baik Kazuto.

Cerita Rakyat Danau Toba

Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Jumat, 06 Mei 2016

Menyampaikan Isi Pengumuman

        Membacakan pengumuman berbeda dengan membaca pengumuman. Membacakan pengumuman harus memerhatikan hal-hal berikut.

1. Kejelasan vokal
Kejelasan vokal merupakan keras lemahnya suara dan kejelasan pengucapan kata. Pengucapan yang tidak jelas dan suara yang kurang keras menyebabkan penyampaian pengumuman tidak terdengar oleh pendengar, sehingga informasi yang diterima kurang sesuai dengan isi pengumuman.

2. Intonasi, jeda, dan tempo
Intonasi merupakan naik turun atau tinggi rendahnya suara. Jika penyampaian pengumuman dengan suara tinggi atau rendah terus-menerus, bisa mengakibatkan tidak menarik dan membosankan. Jeda merupakan hentian sebentar dalam ujaran, sedangkan tempo merupakan cepat dan lambatnya
suara.

3. Komunikatif
Komunikatif menyangkut kalimat-kalimat atau isi pengumuman tersebut dapat dipahami oleh pendengar dengan baik.

4. Kesesuaian Isi
Para siswa telah memahami isi pengumuman. Berdasarkan isi pengumuman tersebut, siswa lain mampu menilai kesesuaian isi pengumuman dengan penyampaian pengumuman oleh temanmu.

5. Sikap dan pandangan mata
Sikap saat membaca pengumuman sangat penting. Hal ini berkaitan dengan rasa percaya diri siswa. Siswa yang membacakan pengumuman dengan sikap tegak dan pandangan mata menyebar (tidak pada teks pengumuman terus-menerus) berarti ia percaya diri.




Daftar Pustaka :

  • Iskandar, Sukini . 2009 . Bahasa Indonesia . Jakarta : Pusat Pebukuan.

Cara Membaca Pantun

contoh pantun :

Anak ayam di atas pagar,
turun ke tanah memakan padi.
Kalau utang wajib dibayar,
kalau janji wajib ditepati.

Cara Membaca Pantun :

1. Bacalah berulang-ulang pantun tersebut!
2. Tandailah kata-kata pada pantun!
Tanda-tanda yang dapat kamu gunakan yaitu:
a. Tanda
 untuk intonasi naik.


b. Tanda ---- untuk intonasi datar.
c. Tanda

untuk intonasi turun.


d. Tanda / untuk berhenti sebentar.
e. Tanda // untuk berhenti lama.
3. Bacakan pantun tersebut sesuai tanda yang kamu buat!
4. Ulangilah sampai benar pengucapan dan intonasi yang tepat!
Perhatikan contoh pantun berikut. Kemudian, praktikkan membacakan pantun



Daftar Pustaka :

  • Iskandar, Sukini . 2009 . Bahasa Indonesia . Jakarta : Pusat Pebukuan.

Ciri - Ciri Pantun

Pantun merupakan salah satu bentuk puisi. Ciri-ciri pantun antara lain
sebagai berikut.
1. Pantun terdiri atas 1 bait.
2. Setiap bait terdiri atas 4 baris.
3. Baris pertama dan kedua disebut sampiran.
4. Baris ketiga dan keempat disebut isi.
5. Baris pantun bersajak a – b – a – b. Bunyi akhir baris pertama dan ketiga sama. Baris kedua dan         keempat pun bunyi akhirnya sama.
6. Setiap baris dalam pantun terdiri atas delapan sampai dengan dua belas suku kata.

Daftar Pustaka :

Iskandar, Sukini.2009.Bahasa Indonesia.  Jakarta : Pusat Perbukuan.

Jumat, 22 April 2016

Sejarah Sastra

Teori Sastra

BAB I
PEMBAHASAN


A.     SASTRA SEBAGAI SENI : MASALAH ESTETIKA
      1.      Ilmu sastra dan estetik
            Karya sastra dapat didekati dari dua segi yang cukup berbeda: sampai sekarang terutama dibicarakan masalah yang berkaitan dengan sastra sebagai seni bahasa, dengan tekanan pada aspek kebahasaannya dalam kaitan dan pertentangannya dengan bentuk dan pemakaian bahasa yang lain. Tetapi sastra juga merupakan bentuk seni, jadi dapat didekati dari aspek keseniannya. Dari segi inilah ilmu sastra merupakan cabang ilmu seni atau estetik.
            Dalam praktek penelitian sastra biasanya ilmu bahasa lebih ditekankan dengan ilmu seni, sedangkan estetik sendiri lebih mencurahkan perhatian pada seni-seni lain (khususnya seni lukis, seni patung, seni ukir, seni tari, seni music, seni bangun, dan lain-lain) dari pada seni bahasa. Alasan untuk mendahulukan seni-seni bukan bahasa mudah dipahami: justru seni bahasa menimbulkan masalah yang khas, karena bahasa sebagai sarana seni bagi seniman pada prinsipnya yang berbeda. Bahasa sebelum dipakai oleh seniman sudah membentuk system tanda dengan system makna yang mau tak mau mendasari ciptaan sastrawan. Masalah estetik tidak bisa didiamkan sama sekali dalam sebuah buku yang ingin membicarakan aspek-aspek dasar sastra. Hasil-hasil dan kesimpulan-kesimpulan yang telah diperoleh dalam rangka menyeluruh yang bersifat semiotic dan yang memberikan perspektif. 
      2.      Sedikit Sejarah Estetik Sastra Barat
            Estetik didunia barat sama tuanya dengan filsafat. Khususnya dalaam filsafat Plato masalah estetik memainkan peranan yang sangat penting. Keindahan yang mutlak menurut Plato hanya terdapat pada tingkat dunia ide-ide dan dunia ide yang mengatasi kenyataan itulah dunia ilahi yang langsung terjangkau oleh manusia, para filsuflah yang pertama-tamma dapat mendekati dunia ide dengan harmoni yang ideal.
            Seni sebagai pembayangan keindahan ideal berabad-abad lamanya menjadi dasar ajaran estetik. Kemudian diwarnai oleh ajaran agama dan filsafat Kristen. Manusia harus memanfaatkan seni dan kemampuannya sebagai seniman dan penikmat seni untuk berbakti kepada Tuhan, untuk menghayati kemahamuliaan Tuhan sebagai pencipta, dan untuk menyadari kehinaannya selaku makhluk yang berdosa.
            Pemandangan mengenai seni dari segi estetik pada masa itu berdasarkan dua hal yang hakiki: pertama persatuan mutlak dari yang baik, yang benar dan yang indah sangat lama menguasai estetik dunia Barat, dengan konsekuensi pengabdian seni pada filsafat (teologi) dan etik; hanya baik dan benar dapat bersifat indah; karya seni yang melanggar norma teologi atau etik, norma kebenaran dan kebaikan, tidak mungkin indah. Dalam trilogy baik-benar-indah, indahlah yang harus tunduk pada dua konsep yang lain.Cirri khas yang lain ialah seni sebagai imitatio (nature): peneladanan alam sebagai ciptaan Tuhan, semacam system menyeluruh dari alam semesta yang tak terhabiskan kayanya sebagai sumber ilham, sehingga untuk selama-lamanya akan mencukupi bagi manusia-seniman manapun juga.
3.      Estetik Terlepas Dari Norma Agama Dan Etika
            Norma-norma untuk estetik pada suatu pihak terdapat dalam etik dan filsafat, pada pihak lain pada model dunia semesta yang tinggal diteladani saja. zaman humanism pandangan dunia dan anggapan estetik tetap sama, memang secara sadar mengalami dan menikmati keindahan alam sebagai suatu yang baru bagi dia pribadi; tetapi doa masih terikat pada alam sebagai teladan, ciptaan tuhan dan penikmat yang secara sadar dialaminya bagi dia tidak menjadi kemampuan yang menyanggupkannya selaku seniman merebut dunia menjadi perolehan individual.
            Estetik tidak tergantung lagi dari filsafat, teologi ataupun etik. Keindahan menjadi otonom terhadap kebaikan dan kebenaran. Hal itu berarti bahwa seni Barat kehilangan norma mutlak untuk keindahan. Pandangan mengenai Estetik di barat berkembang ke berbagai arah, dua perkembangan masih hendak disebut secara singkat. Pada satu pihak perkembangan yang menyerahkann pengalaman estetik secara mutlak kepada penikmat, jadi pembaca, penonton, pendengar: menurut pendapat ini keindahan, nilai estetik bukanlah suatu yang secara obyektif terletak dalam karya seni: penikmat menjadi pencipta.
            Seni secara mimetic muncul dari masyarakat semacam itu, masyarakat secara alienasi atau keterasingan, yang dikuasai oleh nilai-nilai estetik. Seni demi dan dari diri sendiri harus menyerang dan menafikan kenyataan yang ada. Teori estetik penafian dalam masyarakat Barat modern dimana masyarakat dikuasai oleh nilai-nilai kebendaan, dimana manusia makin terasing dan dimana seni terancam pula oleh produksi yang ditentukan oleh nilai-nilai konsumsi.
            Secara universal kenikmatan, keterharuan, kekaguman, kemarahan, yang ditimbulkan pada pembaca karya sastra tidak terikat pada negativitas (tidak pula pada positivitas ataupun afirmasi belaka).          


      4.      Beberapa Pendekatan Estetik Indonesia: Melayu dan Jawa Kuno
            Estetik yang universal dalam arti: umum diterima dan berlaku untuk seni di segala masa dan tempat, belum ada; sebaliknya, perbedaan dan pertentangan pendapat para ahli makin sengit, tergantung pada pendirian filsafat, social-politik dan etik para ahli yang bersangkutan. Memang teori estetik yang eksplisit tidak diketahui dibidang sastra Indonesia tradisional. Tetapi ada konsepsi estetik yang secara implicit terkandung dalam sastra melayu klasik dan dalam puisi jawa kuno. Teori ini belakangan digali oleh peneliti karya-karya sastra yang bersangkutan dan yang kemudian di paparkan dalam studi yang dangat menarik.
            Braginsky secara sistematik mencoba menguraikan konsep estetik yang mendasari sastra melayu klasik. Braginsky membedakan tiga aspek pada konsep keindahan melayu: Aspek ontologisnya, yaitu keindahan puisi sebagai pembayangan kekayaan tuhan yang maha pencipta; berkat cipta-Nya keindahan mutlak dari Tuhan ( al-jamal = Yang mahaelok) dikesankan pada keindahan dunia gejala (husn=indah), khususnya dalam karya seni dan sastra. Kemudian aspek imanen dari yang indah, yang terungkapkan dalam kata-kata seperti, ghaib, ajaib, tamasya, dan lain-lain, dan selalu terwujud dalam keanekaragaman, keberbagaian yang harmonis dan teatur, baik dalam alam, maupun dalam ciptaan manusia. Aspek ini antara lain dalam karya sastra terwujud dalam evokasi taman yang indah-indah, ratna-mutu-manikam, perhiasan, dan lain-lain; justru keterlibatan pancaindera dianggap cirri khas keindahan yang sempurna. Aspek ketiga konsep indah melayu berkaitan dengan efeknya: aspek psikologis ataupun pragmatic: efek pembaca yang menjadi heran, birahi, leka, lupa, yang kehilangan kepribadiannya karena mabuk, dimabuk warna, keanekaragaman dan lain-lain, yang juga terungkap dalam istilah pelipur lara.
            Konsepsi estetik jawa kuno berdasarkan penelitian puluah teks kakawin (bentuk puisi epic yang terkenal dalam bahasa jawa kuno)mencapai kesimpulan bahwa puisi bagi sang penyair (kawi namanya) adalah semacam yoga; kawi sendiri orang yogin, yaitu orang yang melakukan yoga atau latihan rohani tertentu. Dalam agama Hindu-Jawa yoga adalah usaha manusia untuk mencapai kesatuan dengan Sang Dewa, dan lewat kesatuan keagamaan itu manusia akhirnya mencapai moksa, kelepasan pembebasan akhir dari rantai ekstensi. Bagi orang lain yoga biasanya bersifat usaha rohanu (pengabdian kepada sang Dewa lewat tapa, brata, puasa, studi, semadi, sesajen, pembacaan teks agama dan lain-lain). Lewat bermacam-maca, manusia harus mencoba mengurungkan sang Dewa ke bumi agar manusia dapat bersatu dengan Dewa itu.
            Dalam kawawin yang melaksanakan keindahan lewat bahasa ( kalangwan, beauty) diciptakan wadah keindahan membentuk dan menjelmakan keindahan, agar dapat menjadi wadah sang Dewa dan sekaligus obyek pemusatan pikiran, baik bagi penciptanya, maupun untuk orang yang membaca, membacakan dan mendengarkan kakawin itu.

      5.      Tegangan sebagai Dasar Penilaian Estetika
            Setiap masyarakat dan kebudayaan mengembangkan estetik yang sesuai, entah itu dieskplisitkan atau tinggal implicit dalam sastra dan kebudayaan. Oleh karena itu, penelitian estetik harus mendapat tempat yang layak dalam rangka penelitian kebudayaan umum.
            Nilai estetik adalah sestau yang lahir dari tegangan antara pembaca dan karya; tergantung pada aktifitas pembaca selaku pemberi arti. oleh karena itu nilai estetik adalah proses yang terus-menerus, bukan pemerolehan yang tertata, sekali diperoleh tetap dimengerti.
             Jadi tegangan adalah, syarat mutlak, dasar hakiki untuk penikmatan estetik; dan tegangan itu pertama-tama terjelma antara karya seni sebagai pemberian dan penikmat sebagai variable, tapi tegangan itu ternyata sangat kompleks dan anekaragam; hal itu dapat dikupas secara lebih mendetail, berdasarkan model semiotic menyeluruh yang telah dikembangan langkah demi langkah dalam bab-bab yang mendahului.
      6.      Tegangan Pertama: Fungsi Puitik Bahasa
            Tegangan yang pertama yang dihadapi oleh pembaca tidak perlu dibicarakan lagi dengan panjang lebar: yakni tegangan yang ditimbulkan oleh pemakaian bahasa sendiri dalam seni sastra. Setiap sastrawan, baik dalam masyarakat tradisional maupun modern, mempermainkan bahasa, sesuai dengan norma-norma yang terdapat masyarakat itu sendiri. Dalam sastra arti sehari-hari ditingkatkan menjadi makna semiotic, entah disebut ambiguitas, ironi atau apapun itu.
            Di sini jelas adanya tegangan antara harapan yang harus dipenuhi dan disimpangi sekaligus. Tegangan dapat terjadi karena bermacam-macam keistimewaan: pemakaian kata-kata yang aneh, kolot, asing, kata majemuk yang baru.
     7.      Tegangan Yang Inheren Pada Stuktur Karya Sastra
            Struktur karya sastra bersifat multidimensional, atau berlapis-lapis, seringkali disebut hirearkis. Entah pembagian struktur berlaku universal atau tidak, namun jelaslah setiap karya sastra mempunyai sejumlah aspek yang paling menopang dan yang seringkali menunjukkan interaksi yang kuat sekali. Interaksi dan tegangannya diperjelas dan dikupas dengan teliti, dan jelas bahwa tegangan merupakan syarat untuk penikmatan estetik. Pembaca sebuah karya terus berada dalam situasi tegang antara semua aspek yang ingin dibina menjadi keseluruhan yang utuh.    
            Perlu diingat bahwa stuktur semacam itu tidak bersifat mutlak, pembaca harus menciptakan tegangan itu, yang potensinya diberikan dalam karya sastra, tetapi pelaksanaannya tergantung pada sesanggupan pada pembaca itu sendiri.         
  
PENUTUP

      A.    Simpulan

Karya sastra dapat didekati dari dua segi yang cukup berbeda: sampai sekarang terutama dibicarakan masalah yang berkaitan dengan sastra sebagai seni bahasa, dengan tekanan pada aspek kebahasaannya dalam kaitan dan pertentangannya dengan bentuk dan pemakaian bahasa yang lain. Tetapi sastra juga merupakan bentuk seni, jadi dapat didekati dari aspek keseniannya. Dari segi inilah ilmu sastra merupakan cabang ilmu seni atau estetik.
Penelitian sastra biasanya ilmu bahasa lebih ditekankan dengan ilmu seni, sedangkan estetik sendiri lebih mencurahkan perhatian pada seni-seni lain (khususnya seni lukis, seni patung, seni ukir, seni tari, seni music, seni bangun, dan lain-lain) dari pada seni bahasa. Alasan untuk mendahulukan seni-seni bukan bahasa mudah dipahami: justru seni bahasa menimbulkan masalah yang khas, karena bahasa sebagai sarana seni bagi seniman pada prinsipnya yang berbeda.



DAFTAR PUSTAKA



Annisa Nurbaiti . 2015 . Tugas Sastra . Jakarta          
Disney Mickey Mouse Glitter