Senin, 19 Oktober 2015

Membuat Kalimat Bahasa Indonesia



Unsur-Unsur Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Kalimat dikatakan sempurna jika sedikitnya memiliki unsur subjek dan predikat.

1.1  Subjek

a.            Subjek merupakan jawaban atas pertanyaan “Apa” atau “Siapa” kepada predikat.
Contoh : Rani Membaca. (Rani merupakan jawaban atas pertanyaan : “Siapa yang membaca?”). 
b.            Subjek menunjukkan pelaku.
Contoh : Rani membeli koran. (Rani merupakan pelaku).
c.              Subjek menunjukkan kata benda atau kata yang dibendakan (frasa nominal).
Contoh : Perkampungan itu hancur akibat terjangan Tsunami.( Perkampungan itu merupakan subjek yang menunjukkan kata benda).
d.            Subjek disertai kata penunjuk yang ditempatkan antara subjek dan predikat, dan bahkan kata ganti penunjuk itu dapat bertindak menjadi subjek dalam kalimat.
Contoh : TV ini rusak.
e.             Subjek dapat didahului kata tugas, yaitu kata depan dan kata penghubung, kecuali bahwa. Kata tugas ini berfungsi untuk memperluas kalimat.
Contoh: Dari hasil penyidikan diketahui bahwa Susno Duadji adalah seorang mafia hukum.
f.               Subjek dapat diberi keterangan pewatas yang ditempatkan di belakang atau di tengah kelompok kata yang bertindak sebagai subjek.
Contoh: Shireen Sungkar pemeran utama sinetron Cinta Fitri sudah mendapatkan banyak penghargaan bergengsi dari dalam negri.
g.            Subjek dapat dihilangkan dalam kalimat majemuk.
Contoh: Persija bermain dengan sepuluh pemain tetapi (persija) masih mampu mengalahkan Persib.


1.2             Predikat
Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau ajektiva, tetapi dapat pula nomina atau frasa nominal.
a.   Predikat berupa kata (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata depan) dan kelompok kata.
b.    Predikat berupa kata benda atau frasa nominaContoh: Kami adalah mahasiswa.
c. Predikat berupa kata kerja atau frasa verba
Contoh: Kami mengerjakan tugas kuliah dengan /    sempurna.
d. Predikat berupa kata sifat atau frasa ajektiva.
 Contoh: Iuran kampus ini mahal.
e. Predikat berupa kata bilangan atau numerial.
Contoh: Mahasiswa fakultas ilmu komputer sebanyak dua ribu orang.
f.  Predikat itu merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.
Contoh: Pertandingan itu sangat menarik.
g.    Peran predikat dalam kalimat.

·         Pernyataan
Contoh: Pedagang itu anak seorang bangsawan. (Predikat berupa frasa nominal)
·         Perintah
Catatan penting untuk predikat yang berperan sebagai perintah:
o   Subjek dapat ditiadakan
o   Setiap kalimat diakhiri dengan tanda seru (!)
o   Dapat berupa kata kerja tanpa imbuhan seperti, pulang, pergi, gerak, dan tenang.
o   Partikel -lah mempertegas (kalimat) perintah.
·           Kata-kata seperti: ayo, silahkan, mari, oke, dilarang, jangan, dan harap memperhalus peran perintah menjadi ajakan, permohonan, dan larangan,
Contoh:
· Harap tenang!
· Mari datang!

1.3  Objek
          Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat yang biasanya berjenis nomina, frasa, dan klausa. Objek dapat diubah menjadi subjek jika kalimat tersebut dipasifkan (diubah dari aktif menjadi pasif). Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Berikut ini merupakan ciri-ciri objek:
v Terletak Langsung di Belakang Predikat
        Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
        Contoh : Saya menulis artikel.
                               S        P       O

v Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
        Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya. Ciri kalimat pasif adalah berawalan di-.
Contoh : Mobil dibeli oleh Rima.
                               S       P (pasif)       O



1.4  Pelengkap
Pelengkap juga bagian kalimat yang melengkapi predikat. Biasanya berjenis kata/frasa nomina, frasa adjektiva dan frasa preposisional.
Contoh: Kami membuat tugas artikel tentang gunung merapi.
S P               O               Pel

1.5  Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang akan menerangkan berbagai hal tentang konjungsi (kata hubung). Letaknya dapat dipindah-pindah sesuai keperluan komunikasi.
Mempunyai hubungan y ang renggang dengan predikat.
Jenis-jenis keterangan :
·       Keterangan tempat
Contoh :  Ayah akan perdi ke Surabaya
·       Keterangan alat
Contoh  :  Ibu memotong sayuran dengan pisau
·       Keterangan waktu
Contoh :   Andi belajar matematika pukul 8 malam
·       Keterangan tujuan
Contoh  :  Bayi harus minum susu supaya sehat
·       Keterangan penyerta
Contoh :   Ibu pergi ke pasar bersama kakak.
·       Keterangan cara
Contoh :   Bacalah buku itu dengan seksama
·       Keterangan similatif
Contoh  :  Pak Doni berbicara di rapat sebagai ketua panita
·       Keterangan sebab
Contoh  :  Toni tidak naik kelas karena malas belajar

2.     Pola Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

2.1 Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Mereka / sedang berenang. = S / P(Kata Kerja)
Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (kata bilangan)



2.2  Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya: Mereka / sedang menyusun / karya ilmiah. = S /P/ O

2.3  Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya: Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.

2.4 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya: Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.

2.5  Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K

2.6  Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K




2.7  Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
           Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
        Misalnya : Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
       
2.8  Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K


3.     Macam -  Macam Kalimat Bahasa Indonesia

3.1   Berdasarkan Pengucapan
Kalimat berdasarkan pengucapan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

3.1.1     Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh:
v Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
v “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.

3.1.2     Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh:
v Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
v Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.

3.2   Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat berdasarkan jumlah frasa dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

3.2.1        Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
v KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:   Victoria bernyanyi
                                             S          P
v KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:   Ika sangat rajin  
            S          P
v KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh:  Masalahnya seribu satu.
                 S                P


Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a)  Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :  Saya siswa kelas VI.
b)  Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
            Contoh :  Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.  Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
a.   Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
b.   Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
c.     Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
d.   Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
e.    Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
f.      Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
g.   Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
h.   Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
i.      Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
j.      Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.


3.2.2        Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:

a)  Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
o   KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh: Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
o   KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh: Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
o   KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh: Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
o   KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh: Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
o   KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh: Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.

b)  Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
a.      Waktu : ketika, sejak
b.      Sebab: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu
c.       Akibat: hingga, sehingga, maka
d.      Syarat: jika, asalkan, apabila
e.       Perlawanan: meskipun, walaupun
f.       Pengandaian: andaikata, seandainya
g.      Tujuan: agar, supaya, untukbiar
h.      Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolaholah
i.        Pembatasan: kecuali, selain
j.        Alat: dengan + katabenda:  dengan tongkat
k.      Kesertaan: dengan + orang

c)    Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh: Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS:  Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC:  Kami berhenti karena hari sudah malam.
Kami langsung pulang karena hari sudah malam
3.3   Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

3.3.1        Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi. Macam-macam kalimat perintah :
o   Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
o   Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
o   Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

3.3.2             Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Macam-macam kalimat berita :
o   Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
o   Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
o   Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
o   Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

3.3.3        Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh : Kapan Becks kembali ke Inggris?

3.3.4        Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh : Aduh! pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

3.4   Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

3.4.1        Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh : Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
                                           S               P                  K

3.4.2        Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh : Ayo kita bersihkan kelas.

3.5   Berdasarkan Susunan  S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

3.5.1        Kalimat Inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh : Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
                                          S           P                          K

3.5.2        Kalimat Versi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh : Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
        S                 P            O                     K

3.6   Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

3.6.1        Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh : Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.

3.6.2        Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh :Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.3.

3.6.3        Kalimat Yang  Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh : Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.

3.7   Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

3.7.1        Kaliamat Aktif
Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya  pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum).
Contoh: Mereka akan berangkat besok pagi.

Kalimat aktif  dibedakan menjadi 3, yaitu:
a)  Kalimat Aktif  Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh : Eni mencuci piring.
                           S        P        

b)  Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak  dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Mereka berangkat minggu depan.
                  S              P                   K

c)    Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh : Dian kehilangan pensil
                    S          P            Pel.

3.7.2        Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

a)  Kalimat Pasif  Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh        : Piring dicuci Eni.
                  S        P      O

b)  Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh : Ku pukul adik.
                                        P      S








Daftar Pustaka

Maynardo. “Unsur Kalimat Dalam Bahasa Indonesia”. 19 pktober 2015.

Juandesmavo. “Pengertian Kalimat, Unsur-Unsur dan Pola Kalimat”.19 Oktober 2015.

Inggrid,Elga.2011.Unsur-UnsurKalimat. 19 oktober 2015.  https://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/unsur-unsur-kalimat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disney Mickey Mouse Glitter