Unsur-Unsur Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat adalah
gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan
pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan
fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat
lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat
majemuk, dan lain sebagainya. Kalimat dikatakan sempurna jika sedikitnya
memiliki unsur subjek dan predikat.
1.1 Subjek
a.
Subjek merupakan jawaban atas pertanyaan “Apa” atau
“Siapa” kepada predikat.
Contoh : Rani Membaca. (Rani merupakan jawaban atas pertanyaan : “Siapa
yang membaca?”).
b.
Subjek menunjukkan pelaku.
Contoh : Rani membeli koran. (Rani merupakan pelaku).
c.
Subjek menunjukkan kata benda atau kata yang
dibendakan (frasa nominal).
Contoh : Perkampungan itu hancur akibat terjangan Tsunami.( Perkampungan
itu merupakan subjek yang menunjukkan kata benda).
d.
Subjek disertai kata penunjuk yang ditempatkan antara
subjek dan predikat, dan bahkan kata ganti penunjuk itu dapat bertindak menjadi
subjek dalam kalimat.
Contoh : TV ini rusak.
Contoh : TV ini rusak.
e.
Subjek dapat didahului kata tugas, yaitu kata depan
dan kata penghubung, kecuali bahwa. Kata tugas ini berfungsi untuk memperluas
kalimat.
Contoh: Dari hasil penyidikan diketahui bahwa Susno Duadji adalah seorang mafia hukum.
Contoh: Dari hasil penyidikan diketahui bahwa Susno Duadji adalah seorang mafia hukum.
f.
Subjek dapat diberi keterangan pewatas yang
ditempatkan di belakang atau di tengah kelompok kata yang bertindak sebagai
subjek.
Contoh: Shireen Sungkar pemeran utama sinetron Cinta Fitri sudah
mendapatkan banyak penghargaan bergengsi dari dalam negri.
g.
Subjek dapat dihilangkan dalam kalimat majemuk.
Contoh: Persija bermain dengan sepuluh pemain tetapi (persija) masih mampu
mengalahkan Persib.
1.2
Predikat
Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar
berkelas verba atau ajektiva, tetapi dapat pula nomina atau frasa nominal.
a. Predikat berupa kata (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan,
dan kata depan) dan kelompok kata.
b. Predikat berupa kata benda atau frasa nominaContoh:
Kami adalah mahasiswa.
c. Predikat berupa
kata kerja atau frasa verba
Contoh: Kami mengerjakan tugas kuliah dengan / sempurna.
Contoh: Kami mengerjakan tugas kuliah dengan / sempurna.
d. Predikat berupa
kata sifat atau frasa ajektiva.
Contoh: Iuran kampus ini mahal.
Contoh: Iuran kampus ini mahal.
e. Predikat berupa
kata bilangan atau numerial.
Contoh: Mahasiswa fakultas ilmu komputer sebanyak dua ribu orang.
Contoh: Mahasiswa fakultas ilmu komputer sebanyak dua ribu orang.
f. Predikat itu
merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.
Contoh: Pertandingan itu sangat menarik.
Contoh: Pertandingan itu sangat menarik.
g. Peran predikat dalam kalimat.
·
Pernyataan
Contoh: Pedagang itu anak seorang bangsawan. (Predikat berupa frasa nominal)
Contoh: Pedagang itu anak seorang bangsawan. (Predikat berupa frasa nominal)
·
Perintah
Catatan penting untuk predikat yang berperan sebagai perintah:
Catatan penting untuk predikat yang berperan sebagai perintah:
o Subjek dapat
ditiadakan
o Setiap kalimat
diakhiri dengan tanda seru (!)
o Dapat berupa
kata kerja tanpa imbuhan seperti, pulang, pergi, gerak, dan tenang.
o Partikel -lah
mempertegas (kalimat) perintah.
·
Kata-kata seperti: ayo, silahkan, mari, oke, dilarang,
jangan, dan harap memperhalus peran perintah menjadi ajakan, permohonan, dan
larangan,
Contoh:
· Harap tenang!
· Mari datang!
1.3 Objek
Objek
merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat yang biasanya berjenis
nomina, frasa, dan klausa. Objek dapat diubah menjadi subjek jika kalimat
tersebut dipasifkan (diubah dari aktif menjadi pasif). Predikat yang berupa
verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek,
verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Berikut ini
merupakan ciri-ciri objek:
v Terletak
Langsung di Belakang Predikat
Objek
hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh :
Saya menulis artikel.
S
P
O
v Dapat Menjadi
Subjek Kalimat Pasif
Objek
yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek
dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan
perubahan bentuk verba predikatnya. Ciri kalimat pasif adalah berawalan di-.
Contoh : Mobil dibeli oleh Rima.
Contoh : Mobil dibeli oleh Rima.
S P (pasif) O
1.4 Pelengkap
Pelengkap juga
bagian kalimat yang melengkapi predikat. Biasanya berjenis kata/frasa nomina,
frasa adjektiva dan frasa preposisional.
Contoh: Kami membuat tugas artikel tentang gunung merapi.
Contoh: Kami membuat tugas artikel tentang gunung merapi.
S P
O Pel
1.5 Keterangan
Keterangan merupakan bagian kalimat yang akan
menerangkan berbagai hal tentang konjungsi (kata hubung). Letaknya dapat
dipindah-pindah sesuai keperluan komunikasi.
Mempunyai hubungan y ang renggang dengan predikat.
Mempunyai hubungan y ang renggang dengan predikat.
Jenis-jenis keterangan :
·
Keterangan tempat
Contoh : Ayah akan perdi ke Surabaya
·
Keterangan alat
Contoh : Ibu memotong sayuran dengan
pisau
·
Keterangan waktu
Contoh : Andi belajar matematika pukul
8 malam
·
Keterangan tujuan
Contoh : Bayi harus minum susu supaya
sehat
·
Keterangan penyerta
Contoh : Ibu pergi ke pasar bersama
kakak.
·
Keterangan cara
Contoh : Bacalah buku itu dengan
seksama
·
Keterangan similatif
Contoh : Pak Doni berbicara di rapat sebagai
ketua panita
·
Keterangan sebab
Contoh
: Toni tidak naik kelas karena malas belajar
2. Pola Kalimat Bahasa
Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan
ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain,
semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja.
Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita
kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah
yang berlaku.
Berdasarkan
keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan
keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun
pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
2.1 Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini
dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Mereka / sedang
berenang. = S / P(Kata Kerja)
Ayahnya / guru
SMA. = S / P (Kata Benda)
Gambar itu /
bagus.= S / P (Kata Sifat)
Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S /
P (kata bilangan)
2.2 Kalimat
Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau
frasa nominal.
Misalnya: Mereka / sedang menyusun / karya ilmiah.
= S /P/ O
2.3 Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan
pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya: Anaknya / beternak / ayam. = S /
P / Pel.
2.4 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe
ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya: Dia / mengirimi / saya / surat.
= S / P / O / Pel.
2.5 Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan
karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Mereka / berasal / dari
Surabaya. = S / P / K
2.6 Kalimat
Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Subjek berupa
nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam
lemari. = S / P / O / K
2.7 Kalimat
Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe
ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Misalnya
: Ungu / bermain / musik / di atas
panggung. = S / P / Pel. / K
2.8 Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Dia
/ mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
3. Macam - Macam Kalimat Bahasa Indonesia
3.1 Berdasarkan Pengucapan
Kalimat berdasarkan pengucapan dapat dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu:
3.1.1 Kalimat
Langsung
Kalimat
langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari
orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua
(“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh:
v
Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di
sembarang tempat!”
v
“Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus
ujian”.
3.1.2 Kalimat
Tak Langsung
Kalimat tak
langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan
sudah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh:
v
Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus
ujian.
v
Kakak berkata bahwa buku itu harus segera
dikembalikan.
3.2 Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat
berdasarkan jumlah frasa dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
3.2.1 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal
adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek
dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.
Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar
yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola
kalimat dasar yang dimaksud adalah:
v KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria
bernyanyi
S P
v KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:
Ika sangat rajin
S P
v KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya
seribu satu.
S P
Kalimat
tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :
Saya siswa kelas VI.
b) Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat
tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada
unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat
masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh
atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
a.
Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan
tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
b.
Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul
21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
c.
Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan
linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
d.
Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali,
seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
e.
Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja),
seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
f.
Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan
telah.
g.
Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk
anaknya, supaya aman, bagi mereka.
h.
Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab
berkuasa, lantaran panik.
i.
Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya
menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
j.
Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas,
pemimpin yang memperhatikan rakyat.
3.2.2 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk
terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik
kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3
jenis, yaitu:
a) Kalimat Majemuk
Setara (KMS)
Kalimat ini
terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat
sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian,
yaitu:
o KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh: Kami
mencari bahan dan mereka meramunya.
o KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan
oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan.
Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh: Indonesia
adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
o KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata atau.
Contoh: Makalah
ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
o KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal
dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh: Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat
baik hati.
o KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan
suatu kejadian yang berurutan.
Contoh: Mula-mula
disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama
juara melukis tingkat SMP.
b) Kalimat Majemuk
Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk
setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak
bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat.
Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai
klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut
dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa
penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat,
yaitu:
a. Waktu : ketika, sejak
b. Sebab: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu
c. Akibat: hingga, sehingga, maka
d. Syarat: jika,
asalkan, apabila
e. Perlawanan: meskipun, walaupun
f. Pengandaian: andaikata, seandainya
g. Tujuan: agar, supaya, untukbiar
h. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
i. Pembatasan: kecuali, selain
j. Alat: dengan + katabenda: dengan tongkat
k. Kesertaan: dengan + orang
c) Kalimat Majemuk
Campuran
Kalimat majemuk
campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat
atau kebalikannya.
Contoh: Karena hari sudah malam, kami berhenti
dan langsung pulang.
KMS: Kami
berhenti dan langsung pulang.
KMC: Kami
berhenti karena hari sudah malam.
Kami langsung
pulang karena hari sudah malam
3.3 Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
3.3.1 Kalimat Perintah
Kalimat
perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru
(!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai
dengan intonasi tinggi. Macam-macam kalimat perintah :
o Kalimat
perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
o Kalimat
larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
o Kalimat ajakan,
ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh :
Tolong temani nenekmu di rumah !
3.3.2 Kalimat Berita
Kalimat berita
adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya
diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan
intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
o Kalimat berita
kepastian
Contoh :
Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
o Kalimat berita
pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang
tahunmu.
o Kalimat berita
kesangsian
Contoh : Bapak
mungkin akan tiba besok pagi.
o Kalmat berita
bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang
terlambat.
3.3.3 Kalimat Tanya
Kalimat tanya
adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam
penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya
yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh : Kapan
Becks kembali ke Inggris?
3.3.4 Kalimat Seruan
Kalimat seruan
adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau
yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi
dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya.
Contoh : Aduh!
pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
3.4 Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
3.4.1 Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap
adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan
satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh : Mahasiswa
berdiskusi di dalam kelas.
S
P
K
3.4.2 Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak
lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja,
atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap
biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan,
larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh : Ayo
kita bersihkan kelas.
3.5 Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
3.5.1 Kalimat Inversi
Kalimat versi
adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang
pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk
menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada
urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan
makna.
Contoh : Sepakat
kami untuk berkumpul di taman kota.
S
P
K
3.5.2 Kalimat Versi
Kalimat inversi
adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola
kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh : Penelitian ini dilakukan mereka
sejak 2 bulan yang lalu.
S
P
O
K
3.6 Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
3.6.1 Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang
melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama
(induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak
kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak
kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh : Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya
lulus ujian sarjana.
3.6.2 Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks
terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti
oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak
kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang
ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa
berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh :Setelah
1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara
Prancis itu dibebaskan juga.3.
3.6.3 Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang
berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh : Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat
dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
3.7 Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
3.7.1 Kaliamat Aktif
Kalimat
aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan.
Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan
ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak
dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi,
dll (kecuali makan dan minum).
Contoh: Mereka
akan berangkat besok pagi.
Kalimat
aktif dibedakan menjadi 3, yaitu:
a) Kalimat
Aktif Transitif
Kalimat aktif
transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat
pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapat dirubah menjadi
kalimat pasif.
Contoh : Eni
mencuci piring.
S
P
b) Kalimat Aktif
Intransitif
Kalimat aktif
intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita
(O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan
me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat
pasif.
Contoh: Mereka
berangkat minggu depan.
S
P
K
c) Kalimat Semi
Transitif
Kalimat ini
tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan
objek.
Contoh : Dian
kehilangan pensil
S
P Pel.
3.7.2 Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah
kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya
memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh
kata depan oleh. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a) Kalimat
Pasif Biasa
Kalimat pasif
ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini
berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh : Piring dicuci Eni.
S
P O
b) Kalimat Pasif
Zero
Kalimat pasif zero
adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa
disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan
terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar
berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan
dengan kalimat baku.
Contoh : Ku
pukul adik.
P
S
Daftar Pustaka
Maynardo. “Unsur
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia”. 19 pktober 2015.
Juandesmavo.
“Pengertian Kalimat, Unsur-Unsur dan Pola Kalimat”.19 Oktober 2015.
Inggrid,Elga.2011.Unsur-UnsurKalimat. 19 oktober 2015.
https://elgrid.wordpress.com/2011/12/26/unsur-unsur-kalimat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar